Rabu, 03 Desember 2014

Pelayanan demi kemuliaan Allah yang lebih besar

Saudara, sahabat serta teman-temanku di manapun kalian berada, salam kasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus. Saya ingin sedikit sharing pengalaman refleksi dan renungan saya tentang apa yang di sebut pelayanan/Pengabdian. Pelayanan bagi saya yang pertama adalah sebuah ungkapan cinta bagi orang yang kita layani. Seperti contoh, dalam hubungan suami istri kita melihat suatu pelayanan di dalam keluarga: bagaimana suami harus bertanggung jawab mencari nafkah agar anak istrinya bisa hidup . Bagaimana istri melayani anak-anaknya, merawat dan membesarkan mereka. Begitu juga bentuk pelayananan anak terhadap orangtua Bagaimana anak-anak menghormati orangtuanya, belajar sebaik-baiknya demi masa depan, bahkan mungkin nanti jika mereka sudah menikah dan orangtua mereka sudah mulai renta, mereka melayani dengan mengurus dan menjaga orangtua mereka. Kita Juga bisa melihat bentuk pelayan di tempat kerja: bagaimana kita melayani customer atau melayani bos kita dengan bekerja sebaik-baiknya. Begitu juga dengan bos/customer melayani kita dengan membalas pelayanan kita lewat memberi gaji atau bonus, mendidik kita agar berkembang dalam pekerjaan,dll. Lalu bagaimana pelayanan kita terhadap sesama khususnya pelayanan dalam Gereja yang bersifat pelayanan sosial?
Pelayanan bagi saya juga berarti kesadaran melihat Yesus di dalam diri orang yang dilayani. Dalam beberapa kesempatan berbincang dengan salah seorang umat Santa Anna yang aktif dalam pelayanan penyembuhan, beliau berkata bahwa pelayanan sosial tidak boleh di sepelekan karna yang kita layani bukan orang yang kita layani melainkan Yesus Kristus sendiri yang ada di balik orang tersebut. “Jika ada orang yang sembuh sewaktu saya mengobati itu bukan karna saya yang hebat, Tetapi karna Tuhan Yesus.”
Dalam kesempatan berbincang dengan salah seorang teman yang bekerja di sebuah penampungan orang jompo, dia menceritakan bagaimana merawat orang jompo: memandikan setiap hari,membersihkannya jika buang air kecil/besar,memberi makan 3 kali sehari, semuanya butuh kesabaran, belum lagi jika merawat orang jompo yang sudah mulai pikun dan suka kabur , lebih lagi membutuhkan kesabaran yang ekstra. Ketika saya bertanya kok bisa sesabar itu? Dia berkata semua karna Tuhan,Tuhan yang beri kekuatan untuk berkarya,Tuhan pula yang hadir dalam orang-orang tersebut.
Kristus ditemukan dimanapun terutama dalam diri orang kecil dan dalam pelayanan kita: “Finding God in All The Things.” Seperti dinyatakan dalam Injil Matius 25: 45 “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.”
Motivasi apa yang mendasari pelayanan? Apa spirit yang menjiwai pelayanan kita?
Santo Ignatius dalam Latihan Rohani nomor 23 tentang Asas dan Dasar yang ditulisnya berkata: “ Manusia di ciptakan untuk memuji, menghormati serta mengabdi Allah Tuhan kita dan dengan itu menyelamatkan nyawanya.” Dalam kacamata Ignatius, salah satu pendiri ordo Serikat Yesus, pelayanan adalah pengabdian yang melulu hanya tertuju dan terarah kepada Allah. “Melulu” disini tidak demi ambisi atau demi prestasi, melainkan demi pengabdian pada tujuan kita di ciptakan. Kita melihat motivasi/spirit murni dari Ignasius yaitu demi lebih besarnya kemuliaan Allah. Lantas bagaimana dengan kita? Apakah spirit kita demi besarnya kemuliaan Tuhan (Ad Maiorem Dei Gloriam) atau Ad Maiorem Diri Gue?
Dalam beberapa kesempatan mendapingi orang muda saya bertemu dengan orang-orang yang mempunyai semangat melayani yang lebih di dalam gereja,mereka tidak mau jabatan jabatan fungsional dalam dewan,dalam wilayah maupun dalam lingkungan tapi mereka siap sedia membantu dalam setiap kegiatan pelayanan. Namun tak jarang ada orang/komunitas yang motivasi pelayanannya perlu di refleksikan lebih mendalam. apakah sungguh untuk membantu sesama atau mencari popularitas,nama , dan kebanggaan pribadi/komunitasnya? Ataukah sungguh demi kemuliaan Tuhan?
Ada yang memberi sumbangan suka pamer, bahkan sampai disiarkan di radio, padahal masih banyak orang di sekitar yang perlu di bantu. Jika melakukan pelayanan sering Posting di media sosial: facebook, Path, twitter agar terlihat eksis,agar terlihat paling baik. Yang mau kita wartakan Yesus atau diri kita,komunitas kita? Bukankah kita hanya sarana dan alat Tuhan?
Kemurniaan motivasi diri mesti terus kita gali sembari memohon rahmat Tuhan untuk memampukan kita melihat kemurnian motivasi kita dalam pelayanan. Semoga pelayanan kita semua hanya demi kemuliaan Tuhan yang lebih besar.

-Leonardus Fery Setiawan-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar