Jumat, 05 Desember 2014

Siapakah Yesuit itu?


Tembang: “Dhandhanggula Prasetya Purna” oleh Rm. L. A. Sardi, SY
Dedalane ngabdi ndherek Gusti
(Mengikuti jalan untuk mengabdi Tuhan)
Sawutuhe ing dalem Sarekat
(Seutuhnya di dalam Serikat)
Novisiat dhasarane
(Novisiat menjadi dasarnya)
Wose nggegulang kalbu
(Intinya mengolah hati)
Niba nangi jroning “probasi”
(Jatuh bangun selama “probasi”)
Tepung SJ lan kanca
(Mengenal SJ dan para sahabat)
Sanak nunggal laku
(Yang menjadi saudara dalam peziarahan yang sama)
Neges Jatining timbalan
(Mencari arti inti panggilan)
Gene mathuk prasetya denya antebi
(Mengucapkan janji dengan mantap)
Wadat, mlarat, lan taat
(Murni, miskin, dan taat)
Siapakah Yesuit itu?
Banyak jawaban yang muncul dari para Yesuit. Yesuit itu…
orang yang merasa dipanggil menjadi teman kerja Tuhan di dunia | orang yang terbakar oleh cintah Tuhan |pengikut Kristus. Tapi tidak hanya ikut makan, minum, tidur (melainkan) mengikuti kegiatan Kristus | ibarat seorang sutradara. Dia membaca teks kehidupan, tanda-tanda zaman, bisa mengkontemplasikan dan mewujudkannya (hingga) menjadi suatu karya yang mungkin bisa membawa orang terinspirasi |religius yang bisa manjingajur, ajer dalam situasi apa pun. Dengan orang kaya ia tidak minder. Dengan orang miskin ia tidak sombong. Dengan orang jahat atau orang yang dianggap tidak baik dia tidak kelihatan sok suci. Dengan orang bodoh ia bisa menemani. Dengan pemabuk bahkan ia tidak perlu merasa sendiri, sebab apa? Sebab bagi dia semuanya itu adalah tempat perjumpaan di mana dia harus menemukan dan memuliakan tuhannya |pendosa yang menyadari dirinya dipanggil dan rahmat dan cinta tuhan itu dirasakan jauh lebih besar dari kedosaan dan kekurangannya dan karena itu yesuit bersedia untuk selalu diutus untuk membagikan hidup yang meruipakjan anugerah dari tuhan.

Para Sahabat Menggambarkan Siapa Yesuit
Tanggapan lain muncul dari orang-orang yang berkarya bersama para Yesuit (di Univ. Sanatha Darma, SMA John de Britto,PIKA Semarang, dll). Yesuit itu…
suatu komunitas yang mengikuti jejak santo Ignasius untuk memperjuangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya bagi kaum muda | pengikut Kristus yang militan, yang mau bertobat dan kemudian mengobarkan semangat dan menyebarkan Kerajaan Allah secara radikal | pejuang-pejuang nilai-nilai humanitas yang luar biasa |sekelompok orang (atau) segerombolan yang mencoba untuk memperbaiki dunia. Tapi terlebih dahulu mereka mencoba untuk mengelola diri dengan siklus batin yang khas sesuai (teladan) Ignasius |racun dunia pendidikan di Indonesia dengan visi, idealisme-idealisme, (dan) nilai-nilai pendidikan yang coba dikonkretkan di setiap lembaga dan itu terus-menerus dilakukan | sekelompok atau seorang yang hangat dan gampang diajak ngomong, bersenda gurau kadang serius, kadang banyak gurau daripada seriusnya. Lebih banyak berguraunya.

Yesuit adalah para pendosa
Ada banyak tanggapan positif tentang Yesuit. Namun tak kalah banyak pula tanggapan dan pengakuan miring (yang juga positif) tentang Yesuit. Pengakuan ini diberikan oleh para yesuit sendiri dan juga para rekan kerja mereka. Keburukan dari Yesuit itu…
Kepalanya keras | Ndableg | Sombong, itu mesti sangat cocok (dengan karakter mereka) |Individualis | Kurang Koordinasi | Menganggap dirinya yang paling hebat | Sok tahu. Inginnya mengetahui semuanya tetapi belum tentu tahu | Nyuwun amit amit sewu. Sedikit angkuh. Sedikit bener dhewe. Sedikit menang dhewe, sedikit maju dhewe | Kalau kotbah tinggi sekali. Banyak yang sulit ditangkap oleh umat | Kurang belajar sejarah | Kurang mendarat. Kurang menyentuh tanah | Keras Kepala | Kalau mereka berkarya lebih dari satu orang dalam satu lembaga, acap kali mereka tidak rukun | Sedikit alot untuk menerima pendapat kami (rekan kerja) | Luarnya lembut, tapi kalau menerima ide agak sulit | Arogan | Susah diberi masukan | Sontoloyo Kurang memahami hidup berkeluarga bagaimana mencari uang, mengelola uang untuk anak dan istri | Sok tahu. Sok ngatur-ngatur. Jaim (jaga image) | Narsis | Banyak yesuit yang juga menjadi selebritis.

Hanya Karena Rahmat Tuhan
Jika Yesuit itu penuh dengan kekurangan dan keburukan itu karena salah yesuitnya. Kalau ada kebaikan pada diri Yesuit, itu semua semata-mata karena kemurahan hati Tuhan. Apa keunggulan Yesuit?
Kebaikan Yesuit itu mulai dari ubun-ubun sampai telapak kaki | punya fondasi kerohanian yang luar biasa yaitu Latihan Rohani | tanggap terhadap situasi dunia | tahan Banting. Nggak mudah menyerah | siap sedia. Rela untuk diutus kapan pun dan di mana pun | keunggulanyesuit itu ada pada kemampuannya untuk berefleksi | bisa dipercaya | unggul dalamDiscernment  | unggul dalam bukan dalam menjawab pertanyaan tetapi membuat pertanyaan |selalu up-to-date | Punya visi |  kerja dengan serius, dengan sepenuh, dan bisa dipercaya |bekerja keras dan pandai mencari jalan untuk hal-hal yang lebih baik | pejuang keras. Cukup militan di berbagai bidang | sekumpulan intelektual | selalu di frontier | tegas dalam menyampaikan prinsip-prinsip yang ingin ditawarkan kepada siapa pun | pintar, (punya) komitmen, fokus, gila, dan bekerja total.
Yesuit adalah pribadi yang siap-sedia diutus ke wilayah tapal batas. Apa artinya berjuang menembus tapal batas? Rm. R.B. Riyo Mursanto, SY (Provinsial): tapal batas yang dimaksud adalah batas-batas yang mengekang seseorang untuk tidak bebas berbuat sesuatu. Jadi batas-batas itu misalnya ketakutan untuk bekerja sendiri, atau khawatir untuk bekerja dengan orang lain, atau keragu-raguannya karena merasa tidak bisa. Lalu dia berhadapan dengan batas-batas itu. Kalau dia diutus ke wilayah tapal batas (frontier), itu artinya dia diutus untuk melampaui batas-batas (psikologis) itu dan menemukan sebuah keberanian baru: bekerja dengan orang lain, mengatasi keraguan dirinya, bertanya dengan orang-orang karena tidak tahu, dan menggalangresources yang ada.

Sumber:
Disarikan dari DVD Seri 10, Jubileum 150 tahun SY Indonesia: “Pergilah dan Kobarkanlah Dunia!”, Studio Audio Visual Puskat, Yogyakarta.

Kamis, 04 Desember 2014

“Pendosa yang dipanggil Tuhan, Doa Seorang Yesuit”

Hendak kujahit dengan apa hatiku yang robek karena dosa
kecuali dengan benang cinta dan kerahimanmu yang tak terkira.
Dengan kuda berlari seribu aku menjauh darimu
namun kau tangkap aku selalu dengan tanganmu yang terluka bekas paku.

Kalau kau menghendaki aku,
mengapa kau biarkan aku selalu jatuh sampai sekian ribu hingga aku ingin lari darimu?
dan selau demikian jawabanmu:
“Kau memang pendosa di hadapanku
namun justru karena itu aku memanggilmu
menjadi sahabatku.”

Maka kaubiarkan aku terombang-ambing dalam deru
antara kesetiaan dan kejatuhan, antara kepastian dan kebimbangan.
Kapan berhenti keterombangambinganku ini?
“Saat kau tak ragu lagi, kau adalah sahabatku sampai mati
kendati dosamu yang kau tangisi setiap hari.”

Kini aku tahu, Tuhan, hatiku robek karena terluka
bukan oleh dosa tapi oleh cinta.
Luka karena cinta hanya akan sembuh oleh cinta,
karena itu tak lagi aku harus bersedih karena dosa.

Tuhan jangan biarkan lagi aku ragu.
Aku adalah sahabatmu.
Karena itu kau tega menggoreskan cinta di atas dosaku
hingga makin perihlah kerinduan hatiku akanmu.

Oleh: Sindhunata SJ

Ajarilah Aku Mencinta (oleh Sindhunata SJ)

Tuhan, kautahu, aku takut akan cinta. Aku takut untuk memberikan diriku seluruhnya pada sesama.
Aku takut untuk mencinta. Aku takut untuk harus memberi sesuatu.
Aku tak suka menyisihkan banyak untuk cinta.

Diam-diam ketakutan menyusupi dan melumpuhkanku. Aku jadi takut dan khawatir.
Jangan-jangan nanti aku dilukai. Aku takut dan khawatir, jangan-jangan aku kehilangan muka.

Tuhan, aku tahu, cinta akan membantu aku untuk menyebrangi dan melampaui batas keterbatasanku yang membelengguku sedemikian lama.
Namun toh cahaya cinta membingungkan aku, dan aku terpuruk kembali dalam kegelapanku.

Tuhan bagaimana aku dapat memahami cinta, bila ternyata sulit bagiku untuk mencinta sesama disekitarku?

Aku telah belajar mendaki gunung. Aku telah belajar terbang menuju bulan.

Namun kapan aku belajar mencinta?

Sudilah Engkau, Tuhan, segera mengajariku untuk mencinta.

Ya Tuhan, Aku Cinta pada Mu

Ya Tuhan, aku cinta padaMuAku cinta padaMu,bukan aku mengharapkan surga bagiku
bukan lantaran kecut hati tersulut kobaran api abadi
Engkau, Engkau, Yesusku – demi aku
Engkau wafat membentangkan tangan,
menderita tusukan paku tikaman tombak
Wajah memar sedih pedih hati tak terukur,
peluh menanggung keprihatinan dan menyangga beban,
dan akhirnya Engkau wafat ……ini semua demi aku
Dan Engkau melihat menerawang terang aku berdosa
Lalu aku, mengapa aku tak cinta padaMu Yesus,
jika Engkau sedemikian cinta padaku?
Bukan lantaran aku ingin meraih surga Bukan karena aku akan terbebas dari neraka Bukan lantaran demi untung yang terkandung
Melainkan sebagaimana Engkau cinta padaku
akupun cinta padaMu, dan akan selalu begitu
Demi pamrih apakah, ya Tuhan, aku cinta padaMu
selain lantaran Engkau adalah Raja dan Allahku?
doa St. Fransciscus Xaverius menurut terjemahan Willie Koen, Hatiku Berkobar-kobar (Yogyakarta:Kanisius,1996) , dari doa – doa St. Ignatius, St Fransciscus Xaverius, dan Beato Petrus Faber

                                   

Latihan Rohani 234

"Ambilah, Tuhan dan terimalah seluruh kemerdekaanku, ingatanku, pikiranku dan segenap kehendakku, segala kepunyaan dan milikku. Engkaulah yang memberikan, kepadaMu Tuhan kukembalikan. Semuanya milikMu, pergunakan sekehendakMu.Berilah aku cinta dan rahmatMu, cukup itu bagiku."

Testimoni LDK OSIS SMA BUDHAYA SANTO AGUSTINUS Pondok Barokah, Desa Gunung Sari, Kelurahan Pamijahan, Kab.Bogor-Jawa Barat, 30 Okt 09 -1 Nov 09

Testimoni Elsye (Panitia):

LDKS kemaren ngebuat gue jadi lebih ngerti tentang kerjasama , panitianya cuma ada 8 , tapi harus ngejagain 22 orang anak .

tgl 30 november 2009 : kita semua berangkat dari SMA BUDHAYA 2 ke curug cigamea , Bogor
tgl 31 november 2009 : acara pos to pos pas jalannya sih ga ujaan eh pas lg mulai acara gataunya ujan gede bgt , di tengah hutan lagi soalnya kita naik gunung gitu banyak banget batu-batu. Disana kita bener" ujan"nan semua , terus kita pulang ke villa masi ujan cuma kita paksain daripada sampe malem disana kan serem juga,
tgl 1 NOVEMBER 2009 : jadi hari TERINDAH buat gue :D : jm stgah 2 pagi kita ada acara caraka malem (memang ga separah gue dulu) , hhaa kebtulan gue jaga d pos 4 , waah perasaan hati gue dimulai.

Disana gue bisa ngeliat langit mlm yg luaaaaaaaaassss banget walaupun abis ujan tapi gue masi dikasi kesempatan buat ngeliat bintang gue seneng bgt ! udah lama gue ga ngrasain hal kya gini , dan udah lama bgt gue tunggu suasana kaya gini.

lanjut aah , pas tgl 1 NOVEMBER 2009 siang : kita semua ke air terjun curug cigamea astaga perjalan nya ampun"nan . tapi itu semua kebayar sama keindahan di sekitar air terjun ckckckck bagus bgt .

buat semua ade" yg kmaren ikut LDKS : bawa ssuatu yg positif ke budhaya lanjutin impain para PANITIA LDKS, jgan jd PENGECUT ! PANITIA tau kalo kalian semua MANUSIA LUAR BIASA , yg punya MOTIVASI buat BERPRESTASI !

gut luck yaa .

thx for :

JESUS CHRIST we love you
PA IRWAN
BU SETYO
KA HARRY
KA PAULUS
keluarga besar PA HERMAN
dan para PANITIA LDKS 2009 yaitu :
:: FERRY SETIAWAN
:: DIMAS ACENK
:: ELSYE
:: THERESIA KARTIKA
:: STEVANUS PUTRA
:: YOHANES SIMANJUNTAK
:: NICHOLAS GIANTLUCA
:: ANDREAS RIZKY


@ curug cigamea , Bogor








Testimoni Tirza (Peserta) :

hmm, ngga kerasa 3 hari 2 malem LDKS disana . Sama temen temen dan panitia panitia. biarpun cape tapi enak kok, kita semua punya suka dan duka disana apalagi pas ujan ujanan, kita harus naik batu yg tinggi dan licin melalui pos ke pos, aduh mantep deh 
ga terlupakan banget. biarpun setiap hari kita dihukum tapi semuanya ada hikmahnya kok POSTHINK aja.
kerjasama kita penting buat kita bisa melihat keberhasilan di depan kita . Kita ngga boleh nyerah karena kita tau kita BISA, kita MAMPU, kita KUAT. Semua hukuman itu buat saya adalah pelajaran penting betapa kita harus menghargai waktu betapa kita harus menghargai orang orang yg telah memberikan kita berbagai macam pelajaran dan materi untuk kita.

saya juga berharap, untuk OSIS kita taun ini, akan lebih maju dan bermanfaat bagi sekolah dan masyarakat luar, supaya mereka tau bahwa kita adalah "MANUSIA LUAR BIASA" manusia yang tak gampang menyerah dan manusia yang tak pernah putus asa
makasih buat panitia panitia. kalo ngga ada kalian, mungkin kita ngga akan bisa begini, untuk lebih bisa menghargai waktu, maaf klo sering ada kesalahan yang kami perbuat selama 3 hari. Tapi kami berjanji untuk kedepannya nanti kami akan lebih berusaha lagi dan meningkatkan kualitas SMA Budhaya 2 St.Agustinus serta membuat siswa siswi untuk lebih mengembangkan bakat mereka lagi.

Terima kasih buat kak fery, kak tika, kak elsye, kak gian, kak yohanes, kak rizky, kak dimas, dan kak putera 
terima kasih juga untuk PAK IRWAN dan BU SETYO
untuk semua materi dan pelajaran yang kalian berikan kepada kami untuk semua materi bagaimana untuk menjadi seorang "PEMIMPIN" yang hebat . Sekarang kami tahu, bahwa bagi seorang "PEMIMPIN", tak ada kata "TAK BISA" . semua bisa kita lewati, semua bisa kita lalui , asalkan kita BERUSAHA dan TIDAK MENYERAH begitu saja .

percayalah, kita semua adalah "MANUSIA LUAR BIASA" . 
3 hari kita lewati bersama, mulai dari hukuman, tangisan, tawa, dll . 

MAKASIH BUAT SEMUANYA KAKAK PANITIA DAN GURU GURU PEMBIMBING KAMI SEMUA TAK AKAN MELUPAKAN JASA JASAMU BUAT KAMI SELAMA 3 HARI 2 MALAM 

MAAF ATAS KELAILAIAN KAMI, MAAF ATAS KECEROBOHAN KAMI, MAAF ATAS TINGKAH LAKU KAMI YANG KURANG BERKENAN DI HADAPAN KALIAN

ATAS NAMA ANAK ANAK OSIS ANGKATAN 2009-2010 
KAMI SEMUA BERHARAP BISA SEPERTI KEMAREN LAGI
HARI HARI YANG INDAH DAN PENGALAMAN YANG TAK AKAN TERLUPAKAN SEPANJANG HIDUP
DAN AKAN SELALU TERKENANG DIHATI UNTUK SELAMANYA :)












Rabu, 03 Desember 2014

Tuhan punya tangan

saat ku menangis kau usap air mataku
saat ku senang kau peluk aku
saat ku jatuh dan tak punya tenaga lagi untuk bangkit
kau ulurkan tangan Mu

melalui teman...sahabat...keluarga...dan orang-orang di sekitarku..

oh Tuhan 
Kau punya tangan..

Dia

Dalam keheningan gertak ketakutan
Aku mencoba melangkah dengan derap tak beraturan
Menuju cahaya surya yang memecah
Membias makna yang tersirat, kebahagiaan...

Keagungannya membuatku berdiri tegap
Dia semakin terang menyelimuti taman hatiku
Menempati sisi hatiku yang kosong
Merasakan kehangatan yang terpencar, anugerah..

Kini sang surya menjadi bidadari mungil
Menari di perasaan asaku
Menjadi bagian dari jiwaku
Memberi secercah harapan, rasa cinta...

Pamitan Seksi Kepemudaan Santa Anna

Teman-teman yang terkasih dalam Yesus ijinkanlah saya mewakili teman-teman Seksi Kepemudaan periode 2011-2014 mengucapkan terimakasih atas bantuan dan keterlibatan teman-teman dalam seluruh kegiatan orang muda di paroki,stasi,wilayah, maupun lingkungan selama periode kepengurusan kami.
Banyak suka duka pengalaman yang kita lewati bersama. Seringkali dalam komunitas kita ada gesekan,kesalahpahaman, pertentangan yang semuanya itu saya yakini membuat kita semakin dewasa dan bertumbuh. Seperti dikatakan dalam Amsal 27:17 "Besi menajamkan besi, manusia menajamkan sesamanya" kitapun saling menajamkan satu sama lain, semuanya demi kemuliaan Allah yang lebih besar.
Setiap perjumpaan dengan orang muda selalu membuat diri saya pribadi tersentuh. Sebagai seksi kepemudaan saya berjumpa dengan orang muda yang punya semangat dan gairah. Mereka aktif dalam kegiatan pelayanan liturgi menjadi misdinar,lektor,koor maupun dalam setiap kesempatan misa orang muda. Mereka aktif dalam komunitas-komunitas seperti teater dll di stasi/wilayah/lingkungan mereka masing-masing. Mereka menularkan semangat mereka dalam setiap.kegiatan di tingkat dekenat dan keuskupan Agung Jakarta . Saya juga berjumpa dengan banyak orang yang mau membantu dengan tulus hati setiap kegiatan orang muda walaupun tanpa jabatan atau embel-embel sebagai pemegang jabatan organisasi.
Pada kesempatan ini saya juga mengucapkan terimakasih kepada Romo dan dewan paroki serta seluruh orantua,bapak/ibu yang senantiasa memberikan semangat kepada orang muda di Gereja ini.
Tak bisa di pungkiri juga kami masih banyak kelemahan dan kekurangan di dalam pelayanan terhadap teman-teman oleh sebab itu saya mohon di buka kan pintu maaf selebar-lebarnya. Dan dalam semangat persatuan saya mengajak teman-teman untuk saling membantu kepengurusan seksi kepemudaan selanjutnya agar menjadi lebih baik.
Saya ucapkan selamat bagi teman-teman-teman seksi kepemudaan yang baru(Taruna,Catrin, dan Ina) bersama tim mereka. Mereka adalah orang-orang yang bersedia memberi diri bagi pelayanan orang muda di Gereja kita ini.
Juga secara khusus kepada Ika dan Indah yang memulai pelayanan mereka menjadi pengurus
Komisi Kepemudaan Keuskupan Agung Jakarta. Proficiat!
Sekali lagi terimakasih dan Semoga Tuhan selalu mengirimkan Roh Kudus nya untuk terus membakar semangat jiwa muda kita. Amin.
Ad Maiorem Dei Gloriam.
-Leonardus Fery Setiawan-

Pelayanan demi kemuliaan Allah yang lebih besar

Saudara, sahabat serta teman-temanku di manapun kalian berada, salam kasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus. Saya ingin sedikit sharing pengalaman refleksi dan renungan saya tentang apa yang di sebut pelayanan/Pengabdian. Pelayanan bagi saya yang pertama adalah sebuah ungkapan cinta bagi orang yang kita layani. Seperti contoh, dalam hubungan suami istri kita melihat suatu pelayanan di dalam keluarga: bagaimana suami harus bertanggung jawab mencari nafkah agar anak istrinya bisa hidup . Bagaimana istri melayani anak-anaknya, merawat dan membesarkan mereka. Begitu juga bentuk pelayananan anak terhadap orangtua Bagaimana anak-anak menghormati orangtuanya, belajar sebaik-baiknya demi masa depan, bahkan mungkin nanti jika mereka sudah menikah dan orangtua mereka sudah mulai renta, mereka melayani dengan mengurus dan menjaga orangtua mereka. Kita Juga bisa melihat bentuk pelayan di tempat kerja: bagaimana kita melayani customer atau melayani bos kita dengan bekerja sebaik-baiknya. Begitu juga dengan bos/customer melayani kita dengan membalas pelayanan kita lewat memberi gaji atau bonus, mendidik kita agar berkembang dalam pekerjaan,dll. Lalu bagaimana pelayanan kita terhadap sesama khususnya pelayanan dalam Gereja yang bersifat pelayanan sosial?
Pelayanan bagi saya juga berarti kesadaran melihat Yesus di dalam diri orang yang dilayani. Dalam beberapa kesempatan berbincang dengan salah seorang umat Santa Anna yang aktif dalam pelayanan penyembuhan, beliau berkata bahwa pelayanan sosial tidak boleh di sepelekan karna yang kita layani bukan orang yang kita layani melainkan Yesus Kristus sendiri yang ada di balik orang tersebut. “Jika ada orang yang sembuh sewaktu saya mengobati itu bukan karna saya yang hebat, Tetapi karna Tuhan Yesus.”
Dalam kesempatan berbincang dengan salah seorang teman yang bekerja di sebuah penampungan orang jompo, dia menceritakan bagaimana merawat orang jompo: memandikan setiap hari,membersihkannya jika buang air kecil/besar,memberi makan 3 kali sehari, semuanya butuh kesabaran, belum lagi jika merawat orang jompo yang sudah mulai pikun dan suka kabur , lebih lagi membutuhkan kesabaran yang ekstra. Ketika saya bertanya kok bisa sesabar itu? Dia berkata semua karna Tuhan,Tuhan yang beri kekuatan untuk berkarya,Tuhan pula yang hadir dalam orang-orang tersebut.
Kristus ditemukan dimanapun terutama dalam diri orang kecil dan dalam pelayanan kita: “Finding God in All The Things.” Seperti dinyatakan dalam Injil Matius 25: 45 “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.”
Motivasi apa yang mendasari pelayanan? Apa spirit yang menjiwai pelayanan kita?
Santo Ignatius dalam Latihan Rohani nomor 23 tentang Asas dan Dasar yang ditulisnya berkata: “ Manusia di ciptakan untuk memuji, menghormati serta mengabdi Allah Tuhan kita dan dengan itu menyelamatkan nyawanya.” Dalam kacamata Ignatius, salah satu pendiri ordo Serikat Yesus, pelayanan adalah pengabdian yang melulu hanya tertuju dan terarah kepada Allah. “Melulu” disini tidak demi ambisi atau demi prestasi, melainkan demi pengabdian pada tujuan kita di ciptakan. Kita melihat motivasi/spirit murni dari Ignasius yaitu demi lebih besarnya kemuliaan Allah. Lantas bagaimana dengan kita? Apakah spirit kita demi besarnya kemuliaan Tuhan (Ad Maiorem Dei Gloriam) atau Ad Maiorem Diri Gue?
Dalam beberapa kesempatan mendapingi orang muda saya bertemu dengan orang-orang yang mempunyai semangat melayani yang lebih di dalam gereja,mereka tidak mau jabatan jabatan fungsional dalam dewan,dalam wilayah maupun dalam lingkungan tapi mereka siap sedia membantu dalam setiap kegiatan pelayanan. Namun tak jarang ada orang/komunitas yang motivasi pelayanannya perlu di refleksikan lebih mendalam. apakah sungguh untuk membantu sesama atau mencari popularitas,nama , dan kebanggaan pribadi/komunitasnya? Ataukah sungguh demi kemuliaan Tuhan?
Ada yang memberi sumbangan suka pamer, bahkan sampai disiarkan di radio, padahal masih banyak orang di sekitar yang perlu di bantu. Jika melakukan pelayanan sering Posting di media sosial: facebook, Path, twitter agar terlihat eksis,agar terlihat paling baik. Yang mau kita wartakan Yesus atau diri kita,komunitas kita? Bukankah kita hanya sarana dan alat Tuhan?
Kemurniaan motivasi diri mesti terus kita gali sembari memohon rahmat Tuhan untuk memampukan kita melihat kemurnian motivasi kita dalam pelayanan. Semoga pelayanan kita semua hanya demi kemuliaan Tuhan yang lebih besar.

-Leonardus Fery Setiawan-

Refleksi tentang Ketaatan

Salam kasih dalam Yesus Kristus Tuhan kita. Ijinkanlah kali ini saya membagikan hasil refleksi/permenungan saya tentang kaul ketaatan. Tulisan ini saya buat ketika menjalani masa Promosi Panggilan Serikat Yesus Provinsi Indonesia di Jakarta . Kaul merupakan keutamaan-keutamaan Kristiani umum yang dikhususkan oleh gereja. Bicara soal kaul pasti identik dengan sosok biarawan-biarawati. Mereka adalah orang-orang yang mengucapkan kaul dan menghidupinya dalam hidup keseharian mereka. Kita mengenal ada 3 kaul: kaul kemurnian, kaul kemiskinan, kaul ketaatan. Oleh karena saya bukan biarawan-biarawati maka pada kesempatan ini saya ingin membagikan sharing saya mengenai hal ketaatan lewat pengalaman pribadi ataupun orang-orang yang saya jumpai .
Saya teringat dengan Lila anak kecil berusia 5 tahun yang tinggal dekat dengan rumah saya. Hampir setiap hari kami bertemu dan bermain. Anaknya periang,lucu,menggemaskan. Ketika dia berusia 2 -4 tahun,Lila adalah anak yang egois dan keras kepala. Dia marah ketika ada teman yang ingin meminjam mainannya. Dia juga menangis ketika tidak dibelikan mainan yang diinginkannya ataupun ketika dia ingin sekali bermain padahal sedang pilek dan tidak diperbolehkan oleh mamanya. Tetapi saat ini Lila berubah menjadi anak yang penurut. Ini tidak terlepas karena faktor orangtua terutama ibu nya yang selalu memberikan cintanya berupa bimbingan, pengertian, perhatian sehingga anak itu tidak menangis ataupun mengambek lagi.

Lila adalah contoh ketaatan terhadap orangtua. Sekarang ketika saya ingin membelikan dia es krim, dia berkata kepada saya “om fery kata mama aku tidak boleh makan es krim dulu, lagi pilek”. Dia bisa merasakan cinta orangtuanya dan oleh karnanya dia menjadi anak yang taat. Ketaatan membantu orang berkembang dan bertumbuh. Ketaatan adalah suatu tindakan yang mengubah kehidupan seseorang.

Ketaatan dalam lingkup dunia pendidikan (ketaatan terhadap para pendidik) mengingatkan saya pada sosok Pak Wahyanto guru saya waktu SMA. Beliau selalu standby jam stengah 7 pagi di lorong masuk kelas kami untuk men “disiplinkan” siswa-siswi yang telat masuk sekolah. Sempat beberapa kali saya telat dan disuruh “shoping” yaitu istilah untuk hukuman naik turun tangga, bisa sampai 100 kali. Siswa gemuk pun bisa langsung kurus seketika hehehe). Menariknya selalu ada siswa yang tidak terima kemudian nego dengan beliau sambil berkata” Pak, saya hanya telat 5 menit hukumannya 20 kali shoping aja ya pak?” tetapi beliau tetap tegas berkata “udah jalani saja gak usah nego” ,walaupun terkadang beliau juga memberikan keringanan hukuman.

Ketaatan selalu mengandung unsur normatif dan seringkali ketaatan ditantang oleh peraturan-peraturan yang jika kita langgar seringkali tidak kita terima, misalnya peraturan di sekolah yang saya ceritakan di atas. Sikap taat penting di punyai sebagai kerangka kehidupan bersama. Jika tidak taat, akan menggangu kehidupan bersama. Contohnya jika kita telat, akan menggangu proses belajar mengajar di kelas. Jika telat bangun untuk brangkat kerja itu juga bisa menggangu kehidupan bersama, langsung naik mobil atau motor dengan ngebut bisa membahayakan oranglain, belum lagi di omelin bos atau di potong gaji. Contoh lain jika kita tidak taat akan peraturan”jangan membuang sampah sembarangan”, kita membuang sampah seenaknya akan menimbulkan penyakit dan banjir yang merusak kehidupan bersama bukan hanya sesama manusia tetapi sesama alam ciptaan. 
Sahabat yang terkasih, pada Tahun 2009 saya menjalani proses sebagai calon pasukan pengibar bendera pusaka. Menjadi Paskibraka membutuhkan disiplin yang tinggi ,fokus yang tinggi, serta kekompakan. Jika satu orang salah, seluruh pasukan kena hukuman. Seringkali karna beberapa teman gerakan baris-berbarisnya salah, satu pasukan kena hukuman semua. Jugabeberap kali ada yang telat ataupun salah membawa sesuatu yang ditugaskan, semua pasukan kena hukuman. 
Saat itu saya melihat ketaatan di dalam paskibraka sebagai kesetiaan terhadap komando. Bisa kita bayangkan jika komandan memerintahkan kita belok kanan tapi kita belok kiri, hancurlah pasukannya. Maka, jika diperintahkan A kita harus setia melaksanakan A, jika diperintahkan B kita harus melaksanakan B. Jika tidak taat akan merugikan diri sendiri dan teman-teman kita yang lain. Kepercayaan terhadap pemimpin adalah kunci untuk selalu taat dan kompak.

Ketaatan berkaitan erat dengan iman/kepercayaan. Seperti hal nya Bunda Maria yang percaya akan bimbingan Tuhan hingga sanggup mengatakan Fiat Voluntas Tua:”terjadilah padaku menurut perkataanmu”. Kita melihat kesetiaan dan penyerahan diri total Bunda Maria terhadap kehendak Allah. Dia mengandung, melahirkan, mengasuh Yesus sampai dewasa hingga betapa pilunya melihat anaknya wafat di kayu salib, ini merupakan suatu sikap kesiapsediaan Bunda Maria dan ketaatannya terhadap Allah.

Saat saya bertanya kepada seorang teman yang masuk menjadi biarawati ordo kontemplatif saya bertanya, “kamu yakin mau jadi suster?yakin masuk ordo kontemplatif? Di sana kan kegiatannya berdoa dan bekerja di dalam biara gak boleh keluar. Yakin memilih hidup seperti itu apalagi kamu masih muda?” Dia menjawab, ” Ya gpp, aku mau seperti St. Theresia Liseux yang percaya dan mencintai Tuhan Yesus bagaikan kekasih jiawanya. Gpp, aku di dalam biara bareng Yesus, pacaran bareng Yesus, lagipula komunitas di sana suster-susternya baik-baik sekali.” 

Suatu kali saya juga berjumpa dengan salah satu suster(biarawati) di Paroki saya. Dia bercerita mengenai hidup panggilannya. Kemudian saya bertanya bagaiman kehidupan keseharian menjadi suster. Lalu beliau menjelaskan bahwa rutinitas kehidupan suster seperti biarawati lainnya, berdoa pribadi/kelompok,misa setiap hari, melakukan pekerjaan tangan di dapur/kebun, juga melayani dalam pembinaan pemberian sakramen di gereja. Saya bertanya, “suster, apakah tidak bosan dengan rutinitas tersebut , apa yang mebuat suster bertahan?” Suster itu berkata, “yang membuat saya bertahan adalah kepercayaan bahwa saya sangat dicintai Tuhan dan dimampukan melakukan pekerjaanNya.”

Iman/kepercayaan adalah jalan manusia menjumpai Allah. Beriman adalah suatu petualangan, membiarkan semua kenyamanan pergi, dan suatu pembalikan cara-cara melihat kehidupan. Iman menanggapi suatu panggilan. Seperti halnya teman saya dan seorang suster yang saya ceritakan diatas, orang beriman memulai dengan memiliki kepercayaan dan menaruh kepercayaanya dalam Allah dan sabdaNya.Orang beriman mengandalkan Allah. Sedangkan ketaatan seorang beriman dalam arti tertentu merupakan deklarasi cinta kepada Allah. (Mario SJ).

Sahabat yang terkasih, Hari ini kita merayakan Hari Raya Semua Orang Kudus. Salah satu orang kudus yang menjadi teladan ketaatan adalah St. Alfonsus Rodrigues yang kemarin pestanya kita rayakan. Santo bruder Alfonsus Rodrigues adalah salah satu bruder Jesuit yang sederhana. Alfonsus adalah anak pedagang wol.Ia pernah menikah namun istri dan 2 anaknya meninggal muda. Tahun 1571 ia masuk ke ordo Jesuit. Kemudian dia dikirim ke Kolose Malorca dan menghabiskan sisa hidupnya di sana. Tugasnya di situ sangat sederhana yakni membuka pintu bagi tamu, memberitahu penghuni lain bila ada tamu, dan mengerjakan hal-hal kecil sambil menjaga pintu. Selama lebih dari 40 tahun ia taat menjalani tugas. St. Alfonsus melayani dalam kesederhanaannya.

Dari kisah Santo tersebut kita bisa melihat ketaatan seorang Jesuit. Ketaatan Jesuit yakni ketaatan apostolik, yaitu ketaatan dalam rangka pelaksanaan rasuli. Ketaatan Jesuit adalah ikatan yang mempersatukan anggotanya sebagai sahabat dalam Tuhan. Maka dituntut pula sebuah kesetiaan kretif untuk menjalankan ketaatan. Disebut kreatif, karena ketaatan itu meminta dari orangnya kebebasan dan akal yang panjang. Disebut kesetiaan, karena ketaatan itu meminta tanggapan yang penuh kebesaran hati terhadap petunjuk-petunjuk pembesarnya.

Sahabat yang terkasih, kita mempunyai teladan yang unggul dan utama dalam ketaatan yaitu Yesus Kristus sendiri. Bagaimana Yesus taat kepada kehendak BapaNya sampai mati di kayu salib. Ketaatan Yesus dalam berbagai cobaan bisa kita lihat di injil Matius 4:1-11. Saat Yesus dicobai iblis, ia tetap fokus. Cobaan itu selalu datang, apakah kita sanggup bertahan seperti Yesus? Bisa gak kita bertahan dalam penderitaan? Salah satu hal penting untuk melatih sikap ketaatan kita adalah dengan berpuasa seperti halnya Yesus yang berpuasa di padang gurun. Saya sudah sedikit-sedikit mempraktikannya. Selain bisa membuat badan sedikit kurus, puasa juga bisa melatih kepekaan kita dan ketaatan kita akan kehendak Allah. 

Bicara soal ketaatan terkadang mebuat saya takut. Mengapa? Karna saya bukan orang yang taat-taat banget. Lebih suka hidup seenaknya . Saya berpikir bagaimana nanti ketika saya benar-benar menjadi orang yang menjalani kaul ketaatan apakah saya sanggup? Apakah saya sanggup taat terhadap bimbingan hati nurani, taatan terhadap perintah Gereja, dan taatan terhadap Kristus padahal tawaran duniawi sekarang lebih menggiurkan?

Lebih dari rasa ketakutan itu, saya seperti mendapat kekuatan dan pencerahan dari Kristus sendiri ketika melihat kedua orangtua saya. Mereka taat dalam janji pernikahan mereka sampai saat ini. Sudah lebih dari 22 tahun mereka menghidupi suka duka hidup berkeluarga. Setia saat suka-duka, untung-malang, sehat-sakit. Dan saya menjadi bagian dari hidupi ketaatan mereka. Oleh sebab itu ketika saya takut saya hanya perlu melihat kembali pengalaman-pengalaman ketaatan yang dihidupi keluarga saya dan dari situ saya belajar memperbaharui diri menjadi orang yang lebih taat dan teratur. Bagaimana dengan anda?

Sahabat yang terkasih, bagi Ignatius dan bagi Jesuit ketaatan adalah rahmat dan anugrah. Ketaatan adalah jalan yang ditunjukan Tuhan bagi kita, dan Tuhanlah yang membuat kita mampu menempuh jalan itu dalam pelayanan kita. Ketaatan diharapkan bisa menyuburkan kemampuan kita untuk mencintai Allah dan sesame, kemampuan untuk memberi dan mengampuni, sehingga pemberian cinta ini bukan lagi cinta eros, melainkan cinta agape.

-Leonardus Fery Setiawan-